Gen Z Kini Mulai Tinggalkan Google, Ada Apa?

Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, saat ini mulai beralih dari Google sebagai mesin pencari utama mereka. Mereka lebih condong mencari informasi melalui platform media sosial seperti TikTok. Alasan di balik pergeseran ini adalah preferensi Gen Z yang lebih muda terhadap konten visual dan gambar dibandingkan teks.

Para analis menegaskan bahwa audiens muda kini lebih memilih 'pencarian' daripada 'Googling'. Hal ini sejalan dengan kecenderungan generasi yang lebih muda untuk menyerap informasi melalui konten visual, yang merupakan kontras dari metode pencarian kata kunci yang biasa digunakan oleh generasi sebelumnya.

Google sendiri telah mencoba berinovasi dengan merilis kacamata augmented reality, namun generasi muda lebih tertarik pada konten visual yang ditawarkan oleh platform seperti TikTok. Menurut Laporan YPulse, Gen Z mulai memilih TikTok untuk mencari berita populer dan rekomendasi barang atau jasa.

Pergeseran ini menunjukkan bahwa tren pencarian berbasis visual dan sosial semakin populer di kalangan generasi muda, sehingga Google harus beradaptasi dengan preferensi mereka. Istilah "Googling" yang telah dikenal sejak lama pun kini mulai tergeser oleh pencarian melalui platform visual seperti TikTok dan Instagram.

Survei terbaru juga mengungkapkan bahwa 45% dari Gen Z lebih memilih mencari informasi melalui platform sosial daripada melalui Google. Hal ini menjadi sinyal bagi perusahaan teknologi untuk terus berinovasi guna menyesuaikan diri dengan preferensi pengguna muda yang terus berkembang.

Kenapa Gen Z Pilih Platform Lain daripada Google?

Generasi Z atau Gen Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, menunjukkan kecenderungan untuk tidak lagi mengandalkan Google sebagai mesin pencarian utama. Menurut penelitian terbaru, Gen Z lebih memilih untuk mencari informasi melalui platform media sosial seperti TikTok daripada menggunakan Google.

Ada beberapa alasan yang mendasari perubahan preferensi ini. Pertama, Gen Z tumbuh dalam era teknologi di mana ponsel pintar dan beragam platform digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka. Mereka terbiasa dengan konten visual, seperti video dan gambar, yang lebih mudah dicerna daripada hanya teks.

Kedua, adanya platform khusus yang memenuhi kebutuhan mereka secara lebih spesifik. Gen Z bukan hanya mencari informasi biasa, tetapi mereka mencari sesuatu yang menarik, relevan, dan sesuai dengan minat serta preferensi mereka. TikTok, sebagai contoh, dengan format video pendek dan konten yang disesuaikan dengan pengguna, mampu memenuhi kebutuhan informasi dan hiburan Gen Z dengan lebih baik.

Selain itu, antarmuka Google yang semakin dipenuhi dengan iklan dan konten bersponsor membuat pengguna Gen Z merasa terganggu dan kesulitan menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka tanpa adanya distraksi. Dengan preferensi akan informasi yang cepat, tepat, dan tanpa gangguan, tidak heran jika Gen Z mulai mencari platform alternatif yang lebih sesuai dengan preferensi dan gaya hidup digital mereka.

Dengan demikian, migrasi Gen Z dari Google ke platform-platform lain, seperti TikTok, adalah refleksi dari evolusi tren konsumsi konten digital di kalangan generasi muda yang semakin memilih konten visual, relevan, dan tanpa gangguan sebagai prioritas utama dalam pencarian informasi mereka.